Netizen Hantam PT Timah!, Pejabat Cuma Pikirkan Perusahaan, Rakyat Sengsara?

BABEL, SALAM WARAS – Polemik harga timah kembali memantik amarah masyarakat. Sejumlah komentar pedas warga dan penambang timah di Bangka Belitung membanjiri media sosial, khususnya di unggahan Fhia melalui akun Facebook Jok Bangka, yang kini viral dan menuai ratusan respons.

Warganet menilai kebijakan harga timah Rp260 ribu per kilogram hanya menguntungkan perusahaan, sementara penambang kecil semakin terhimpit. Mereka menuding pejabat lebih mementingkan kepentingan PT Timah dibanding nasib rakyat.

Bacaan Lainnya

“Ngak beres emang pejabat, kurang apalah orang Bangka ini sabar selama PT Timah makmur sejahtera, masih lah perhatian bukan ke rakyat. Nasib punya pejabat hati nurani dak do agik,” tulis akun Fryanto Gultom.

Kritik juga menyeruak soal kadar timah (SN) yang dijadikan patokan harga. Warganet menyebut kadar 100 persen mustahil ditemukan.
“Rakyat lagi-lagi dibodohin. Kadar timah 100 persen digali sedalam 10 ribu meter pun dak ketemu. 260 ribu per kilo, kalau timah SN 50 atau 60 persen jatuh harga berapa. Belum potongan kadar air,” ujar Pian Mila.

Sindiran juga ditujukan kepada Gubernur Babel yang dianggap tak memahami kondisi lapangan. “Cem manelah gubernur ni, di mano lah lagi nyari kadar SN 100 persen. Ajaklah yang ngerti kadar timah, pak gub. Tulah kami nek datang tgl 6 ni, mensuarakan apa yang diinginkan masyarakat khususnya penambang,” tulis akun Erick Intertainment Bangka.

Seruan aksi pun makin nyaring. Sejumlah warganet menyebut akan turun ke jalan pada 6 Oktober 2025 untuk menuntut keadilan harga timah.
“Tanggal 6 nanti sampaikan aspirasi masyarakat Bangka terutama para penambang. Jika ke depannya tidak ada perubahan sedikit pun atau malah semakin menyusahkan, rakyat akan semakin menjerit,” tegas akun Ramos Al.

Di sisi lain, penambang mengaku tercekik biaya operasional. “BBM naik, harga sparepart dan mesin tambang naik drastis. Penambang dakde pilihan lain selain menambang timah, bahkan sampai kelilit hutang pinjol,” keluh Hayet.

Bahkan ada yang menuding PT Timah kuat karena dilindungi pemerintah. “Pemerintah bertindak semena-mena di atas derita rakyat. PT Timah merapas, pejabat dapat jatah, rakyat hanya bisa diam,” tulis akun Hendri Simper Koba.

Sementara itu, akun Natannia Sitot mengingatkan penambang agar tidak mudah percaya dengan janji-janji kosong. “Dak usah denger iming-iming itu lah, bisa jadi cuma rayuan agar masyarakat tambang dak demo. Kalau memang aman dan nyata baru kita diem,” ujarnya.

Pantauan di Facebook Jok Bangka menunjukkan ratusan komentar lain bermunculan, mayoritas mengecam kebijakan harga timah yang dinilai merugikan penambang rakyat. Aksi 6 Oktober mendatang diperkirakan menjadi momentum besar bagi masyarakat Babel untuk menyuarakan tuntutan mereka.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Timah maupun Pemerintah Provinsi Bangka Belitung belum memberikan keterangan resmi terkait gelombang kritik dan rencana aksi tersebut.

Sumber: Facebook Jok Bangka

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *