Pekalongan — Di tengah hiruk-pikuk pelayanan publik, langkah Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membuka telinga lebih lebar lewat Survei Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pengaduan (Dumas) disambut hangat oleh warga Pekalongan.
Bagi mereka, ini bukan sekadar formalitas birokrasi, melainkan sinyal bahwa “Pak Polisi” siap berbenah.
Salah satu yang paling vokal menyuarakan dukungannya terhadap Polri, menurut sosok yang kerap disapa Jambul diketahui aktivis masyarakat Pekalongan yang dikenal dengan peci hitam dan sorot mata tajam penuh harap.
Di pelataran Polres Pekalongan, tempat terpajangnya banner berisi QR Code survei, Jambul berdiri di depan akuarium kantor — seolah sedang mengawasi ikan-ikan keadilan yang berenang mencari arah.
“Ini langkah yang sangat gaspol! Sekarang masyarakat punya remot kontrol untuk menilai langsung. Polri harusnya malu kalau nilainya jeblok,” ujar Jambul,
Nada suaranya campur antara apresiasi dan tantangan.
“Semoga Polri makin transparan dan dekat dengan rakyat, bukan malah bikin jarak seperti dulu,” tambahnya sambil menunjuk poster survei.
Lebih jauh, Jambul berharap semangat Polri dalam mendengar aspirasi rakyat ini benar-benar sejalan dengan Astacita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan kehadiran negara dalam melindungi dan menegakkan keadilan bagi seluruh warga tanpa pandang bulu.
“Kami ingin Polri jadi perwujudan cita-cita Presiden Prabowo. Jangan ada lagi rakyat yang merasa sendirian saat berhadapan dengan hukum. Negara harus hadir!” tegasnya.
Program survei ini digagas oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Polri. Kepala Puslitbang Polri, Brigjen Pol F.X. Surya Kumara, S.H., M.H., menegaskan bahwa hasil survei masyarakat akan menjadi “vitamin dan cermin” bagi perbaikan internal Polri — menuju pelayanan yang lebih transparan, akuntabel, dan berorientasi pada kepuasan publik.
Kini, warga diajak tak hanya beretorika di warung kopi, tapi juga beraksi lewat jempol. Cukup dengan memindai QR Code di kantor-kantor Polri atau melalui tautan resmi yang disediakan.
Dengan sinergi antara kritik sehat rakyat seperti Jambul dan komitmen pembenahan dari tubuh Polri, publik menaruh harapan besar: agar Polri bukan hanya profesional dan modern, tapi juga menjadi pelindung sejati rakyat — sejalan dengan semangat Astacita Presiden Prabowo Subianto.
Dan seperti biasa, Jambul — pentolan aktivis Jawa Tengah sekaligus kontributor SalamWaras.com dengan tagline “Berpikir Sehat, Bicara Waras” dan motto “No Viral, No Justice” — menutup dengan kalimat yang menancap kuat di benak:
“Kalau rakyat sudah bicara waras, Polri jangan pura-pura tuli.” harapnya
Sebab kepercayaan publik bukan dibangun dari kata-kata, melainkan dari tindakan nyata.
Polri yang mau mendengar adalah Polri yang sedang tumbuh dewasa bersama rakyatnya.