Salam Waras Banten menjadi saksi lahirnya sebuah gerakan hukum yang lebih humanis. Pada Senin (29/9/2025), Nusantara TV menayangkan program Abraham Live in Banten dengan tajuk “Sang Penjaga Desa”, sebuah apresiasi terhadap inisiatif Jaksa Garda Desa (Jaga Desa) yang digagas Kejaksaan Republik Indonesia.
Jaksa Agung Muda Intelijen, Reda Manthovani, menuturkan bahwa Jaga Desa merupakan terobosan strategis. “Desa adalah ujung tombak pembangunan, namun juga paling rawan terhadap penyalahgunaan kewenangan. Kehadiran jaksa bukan untuk menakut-nakuti, melainkan mendampingi agar aparatur desa berjalan sesuai aturan,” ujarnya.
Talkshow ini menghadirkan tokoh-tokoh penting, mulai dari Menteri Desa PDTT Yandri Susanto, Gubernur Banten Andra Soni, hingga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. Dari diskusi tersebut, mengemuka satu fakta penting: Banten yang dulu dikenal sebagai zona merah praktik korupsi desa, kini bertransformasi menjadi zona hijau dengan predikat zero corruption.
Transformasi ini tak lepas dari pendampingan jaksa. Melalui penyuluhan, konsultasi hukum gratis, hingga pengawasan dana desa, Jaga Desa menutup celah penyimpangan sekaligus menumbuhkan kesadaran integritas. Kajati Banten Siswanto menegaskan, “Jaksa hadir di desa sebagai mitra, bukan sebagai algojo hukum.”
Selain talkshow, acara juga menampilkan apresiasi kepada Subeno, Direktur II JAM-Intel, yang menerima penghargaan “Sang Penjaga Desa” dari Nusantara TV. Di sela kegiatan, UMKM lokal turut unjuk gigi dengan produk khas Banten, sementara layanan medical check-up gratis menambah semarak suasana.
Lebih dari sekadar program hukum, Jaga Desa kini menjelma menjadi gerakan moral: mengawal dana desa, mendorong pemerintahan yang transparan, dan membangun kepercayaan masyarakat dari akar rumput. Dari Banten, semangat ini diharapkan menjalar ke seluruh Indonesia.