Bupati Sinjai “Ramah” Yang Ternodai 100 Hari Kepemimpinan Birokrasi Kaku

Salam Waras Sinjai, – Seratus hari kepemimpinan Bupati Sinjai, Drs. Hj. Ratnawati Arif, diwarnai paradoks. Tagline “Ramah” yang diusung berbenturan dengan realita birokrasi yang kaku.

Janji pembangunan yang berorientasi pada kemandirian daerah terlihat masih bergantung pada anggaran pusat.

Bacaan Lainnya

Sementara kegiatan seremonial 100 hari kerja lebih menonjol daripada program substansial yang berdampak nyata bagi masyarakat.

Kritik tajam muncul setelah Kepala Desa Talle, Abdul Rajab, ditolak bertemu Bupati karena tak membawa surat permohonan.

Kejadian ini memicu gelombang protes di media sosial, mempertanyakan aksesibilitas pemimpin kepada rakyatnya.

Meskipun Plt. Kabag Protokol, Andi Veronika Amier, menjelaskan sistem penjadwalan bertujuan untuk efisiensi, penjelasan tersebut dinilai kurang meyakinkan publik.

Kejadian ini menggarisbawahi pertanyaan mendasar tentang transparansi dan komitmen pemerintah daerah dalam melayani masyarakat.

Apakah tagline “Ramah” hanyalah slogan semata, atau cerminan nyata dari kepemimpinan yang berpihak pada rakyat?.

Program 100 hari kerja yang seharusnya menjadi indikator awal kepemimpinan yang efektif, justru menunjukkan celah besar antara janji dan realita.

Ke depannya, pemerintah daerah Sinjai perlu melakukan evaluasi menyeluruh, terutama dalam hal aksesibilitas publik dan prioritas anggaran, agar tagline “Ramah” tidak hanya menjadi slogan kosong.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *