MAKASSAR – Momentum satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran diwarnai aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/10/2025).
Aksi yang digelar Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) berlangsung di ruas Jalan A.P. Pettarani sejak dini hari. Massa menutup sebagian jalan dengan spanduk bertuliskan “Kapolri Titipan Geng Solo” dan menyerukan satu tuntutan utama: copot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Situasi sempat memanas ketika mahasiswa berusaha menghentikan sebuah truk tronton yang hendak dijadikan panggung orasi. Adu mulut terjadi antara peserta aksi dan aparat kepolisian, namun ketegangan berhasil diredam setelah petugas lain menenangkan massa.
Aksi disertai pembakaran ban bekas, menimbulkan kepulan asap hitam yang menambah tegang suasana pagi itu.
Jenderal Lapangan GAM, Rifki Alparesi, menyebut aksi tersebut sebagai bentuk kekecewaan terhadap kinerja Polri di bawah kepemimpinan Listyo Sigit.
“Kepemimpinan Kapolri gagal menahkodai institusi kepolisian. Kepercayaan publik terhadap Polri terus menurun, terlebih setelah tragedi Affan Kurniawan yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob,” ujarnya.
Sementara itu, Panglima GAM, La Ode Ikra Pratama, menilai pembentukan Tim Transformasi Reformasi Kepolisian yang beranggotakan 52 perwira tinggi hanyalah langkah kosmetik untuk meredam kemarahan publik.
“Reformasi Polri seharusnya tidak dilakukan secara tergesa-gesa. Langkah paling tepat bagi Kapolri adalah mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab moral dan etis,” tegasnya.
La Ode juga mendesak Presiden Prabowo Subianto segera mengambil sikap.
“Presiden harus membuka ruang bagi aspirasi rakyat yang meminta Kapolri mundur. Jangan biarkan Polri dipimpin oleh sosok yang kami duga merupakan titipan dari Solo,” pungkasnya.
Aksi berakhir dengan damai setelah massa menyanyikan lagu perjuangan dan membubarkan diri secara tertib.




