SalamWaras, Sinjai, Sulsel — Di tengah geliat pembangunan yang kerap digaungkan Pemerintah Kabupaten Sinjai, potret jalan rusak di Dusun Rumpala, Desa Botolempangan, Kecamatan Sinjai Barat, justru menyisakan ironi yang mencolok.
Ruas jalan poros provinsi Sinjai–Malino via Makassar ini rusak berat, berlubang, tergenang air, bahkan kini rawan longsor menjelang musim penghujan.
Saat tim Salamwaras.id melintas di jalur tersebut, kondisi jalan terlihat memprihatinkan. Genangan air menutupi lubang-lubang besar yang berubah menjadi kubangan lumpur.
Para pengendara, baik roda dua maupun roda empat, tampak harus ekstra hati-hati — saling memberi isyarat dan bergantian melintas agar tidak tergelincir atau terperosok.
“Kalau hujan deras, air dari tebing turun semua ke badan jalan. Kadang tanah di pinggir jalan ikut longsor sedikit demi sedikit. Kami khawatir kalau dibiarkan begini terus bisa putus jalan ini,” ujar salah satu warga pengguna jalan, Senin (20/10).
Warga berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki jalur vital tersebut. Selain menjadi akses utama warga lintas desa dan kecamatan, ruas ini juga merupakan jalur penghubung antar kabupaten yang penting bagi distribusi hasil pertanian dan kebutuhan pokok.
“Jalan rusak ini sudah lama, tapi belum juga ada penanganan. Kalau bukan masyarakat yang gotong royong tambal lubang, ya makin parah,” tambah warga lainnya dengan nada kecewa.
Kondisi jalan seperti ini tak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga melanggar prinsip Keselamatan Berlalu Lintas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).
Pasal 24 ayat (1) menegaskan bahwa penyelenggara jalan wajib segera dan patut memperbaiki jalan yang rusak yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Sedangkan ayat (2) menegaskan bahwa jika belum dapat dilakukan perbaikan, wajib dipasang tanda peringatan atau pengaman yang memadai.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan ketiadaan tanda peringatan, minim rambu, dan tanpa penanganan serius dari pihak terkait.
Padahal di musim penghujan seperti ini, potensi longsor, jalan licin, dan genangan air menjadi ancaman nyata bagi keselamatan pengguna jalan.
“Keselamatan warga itu harga mati, jangan tunggu korban dulu baru sibuk rapat,” sindir salah satu pengendara yang melintas.
Salam Waras mengingatkan: jalan bukan sekadar akses, tapi urat nadi kehidupan rakyat. Jika rusak dan dibiarkan, maka yang tergilas bukan hanya kendaraan — tapi juga rasa keadilan dan amanat undang-undang.





