Sumpah Pemuda, Ketua DPRD Sinjai Ajak Bergerak, Tapi ‘Rumah’ Sendiri Sedang Gaduh!

Sinjai, SalamWaras — Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025 dengan tema “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu” kembali menggema di seluruh pelosok negeri, termasuk di Kabupaten Sinjai.

Ketua DPRD Sinjai, Andi Jusman, ST, mengajak seluruh generasi muda untuk meneladani semangat persatuan dan perubahan sebagaimana yang diwariskan oleh para pemuda 1928.

Bacaan Lainnya

“Sumpah Pemuda adalah simbol persatuan dan semangat perubahan. Di tengah kemajuan teknologi dan tantangan global, pemuda harus menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai kebangsaan serta berkontribusi nyata,” ujar Andi Jusman, Selasa (28/10/2025).

Politisi Partai NasDem yang dikenal humanis ini menegaskan bahwa pemuda Sinjai harus memiliki tekad kuat untuk membangun, berinovasi, dan berkolaborasi demi masa depan daerah yang lebih baik.

“Mari jadikan semangat Sumpah Pemuda sebagai energi positif untuk membangun Sinjai yang maju dan sejahtera,” tegasnya.

Dalam momentum yang sama, Andi Jusman juga mengapresiasi aparat kepolisian atas suksesnya pengamanan aksi demonstrasi pada 1 September 2025 lalu. Ia bahkan memberikan penghargaan kepada Kapolres Sinjai, disaksikan langsung oleh Bupati.

Citra Parlemen dan Cermin Moral: Suara Publik Menggema

Namun, di tengah semangat Sumpah Pemuda yang digaungkan sang Ketua DPRD, publik masih mempertanyakan bagaimana internal lembaga parlemen Sinjai menghidupi nilai-nilai moral dan keteladanan itu sendiri.

Beberapa pekan terakhir, DPRD Sinjai disorot karena isu perselingkuhan anggota dewan dari PAN, serta minimnya fungsi pengawasan legislatif di tengah persoalan publik, mulai dari dugaan tambang ilegal hingga penyerapan anggaran daerah.

“Bagus ajak pemuda bergerak, tapi bagaimana dengan dalamannya DPRD sendiri? Apa mereka juga bergerak memperbaiki diri?” ujar seorang warga dan pemerhati sosial-lingkungan asal Sinjai.

Ia menilai, pesan moral Ketua DPRD seharusnya tidak berhenti di podium seremonial, melainkan diwujudkan melalui konsistensi moral dan keteladanan di internal lembaga.

“Sumpah Pemuda tidak hanya seruan, tapi tanggung jawab moral. Kalau di dalam lembaga sendiri masih gaduh dengan isu adab dan etika, bagaimana bisa jadi panutan?” pungkasnya.

Catatan SalamWaras: Antara Retorika dan Tanggung Jawab

Semangat Sumpah Pemuda menuntut kejujuran moral dan keteladanan nyata, bukan sekadar slogan tahunan.
Pemuda bergerak adalah harapan, tetapi parlemen berbenah adalah kebutuhan.

Karena sejatinya, persatuan tak lahir dari pidato, tapi dari keadilan dan keteladanan yang nyata.

Dan di tanah siri’ dan pacce Butta Panrita Kitta, harga diri lembaga hanya hidup ketika moral pemimpinnya tegak.

Berpikir sehat, bicara waras — No Viral, No Justice.
Keadilan dan keteladanan harus sama kerasnya dengan semangat pemuda yang diundang untuk “bergerak.”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *